Home »
PRABUMULIH
,
REGIONAL
» Menanti Kepulangan Umroh, Keluarga Jamaah Yang Diduga Terindikasi Corona Panik
Menanti Kepulangan Umroh, Keluarga Jamaah Yang Diduga Terindikasi Corona Panik
Prabumulih, Merdekasumsel.com - Sempat menjadi heboh masyarakat perihal adanya jamaah umroh asal kota Prabumulih yang terindikasi virus corona, sehingga membuat warga kota Prabumulih gempar dan membuat keluarga sedih serta syok.
Diketahui korban salah satu warga Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih, isak tangis keluarga dan kerabat terdengar di kediaman jamaah KBIH Aza (PT Alya Zamzami Aura) Kabupaten Muaraenim itu.
Menurut informasi yang di dapat, Keluarga yang telah menantikan dan menyediakan banyak makanan untuk menyambut kedatangan M dan rombongan justru berakhir sedih dan haru lantaran M diduga terkena virus corona.
"Semestinya bapak kami dan rombongan sudah tiba, kami siapkan makanan banyak untuk menyambut mereka pulang. Tapi malah tertahan di bandara dan banyak informasi katanya kena virus corona, kami sedih dan panik," terang Susilawati (41) anak kedua dari M ketika dibincangi, Selasa (03/03/2020) sore.
Tak percaya sang ayah terkena virus corona, Susilawati mengatakan sang ayah berangkat ke tanah suci bersama sembilan keluarga lainnya, lalu sejak berangkat dan selama ini sang ayah selalu sakit-sakitan dan mengalami penyakit sesak nafas.
"jika beliau sakit yang lain pasti sakit karena dari Prabumulih sampai pulang selalu bersama. Bahkan pada saat berangkat itu saja beliau sudah demam, beliau sudah sering sakit dan sesak nafas. Kami tidak percaya beliau terkena virus itu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, dr H Happy Tedjo Tjahjono mengatakan ada 12 orang dalam rombongan yang berangkat umroh dimana 10 orang warga Gunung Ibul dan 2 orang warga Kelurahan Karang Jaya.
"Bapak itu ketika diperiksa di bandara suhu badan mencapai 38 derajat. Memang kalau secara prosedur siapa saja dari luar negeri dengan kondisi demam langsung diobservasi, sekarang yang punya fasilitas pencegahan corona yakni RSMH Muhammad Husein Palembang karena dari baju maupun peralatan disana yang paling terlengkap," jelas Tedjo.
Ditanya lamanya observasi kepala dinas kesehatan menuturkan, biasanya lamanya observasi itu diambil dari dahaknya dengan pembiakan virus paling cepat 24 jam dari mulai ditanamkan dan itu akan diproses menyatakan ada virus atau tidak.
"Kalau untuk hasil observasi menyatakan positif virus corona tidak secepat itu ada tahapan-tahapannya, karena kalau dilihat secara klinis demamnya tidak berurutan dan tidak mengarah pada virus corona. Apalagi kata pihak keluarga diketahui memang sudah merasakan sesak sebelum berangkat umrah dan secara umum kalau di daerah yang terjangkit hitungannya 14 hari itu tergantung dari daya tahan tubuh," jelas tedjo seraya minta warga jangan panik dan buru-buru menyebarkan informasi tapi harus dilihat dulu kebenarannya.(FAP)
0 komentar:
Posting Komentar