Prabumulih, Merdekasumsel.com - Kehidupan Zainal, pria tua berusia 85 tahun yang tinggal di Jalan Sukajadi 3 RT 03 RW 03 Kelurahan Sukajadi Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, sungguh memprihatinkan dan miris.
Bapak satu anak dan 4 cucu itu terpaksa memilih tinggal menempati salah satu ruangan bekas bangunan MCK Umum yang berada tepat di samping rumah anaknya.
Mirisnya kehidupan Zainal diketahui setelah awak media meliput pembagian daging kurban Idul Adha dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Prabumulih, pada Hari Idul Adha 1442 H, pada Sabtu (24/7/2021) sore.
Pria yang sebelumnya merupakan petugas Marbot di salah satu masjid di Perumnas Gunung Ibul ini terbaring lemah semenjak menderita kelumpuhan 3 tahun lalu.
Anaknya Robin hanya bekerja serabutan dan kesulitan menhidupi anaknya, sementara sang mantu atau istri Robin telah meninggal dunia.
Menurut Ketua RT Muhammadiyah (55), Ketua RT 03, dirinya bersama Bidan setempat dan warga lainnya kerap memberikan bantuan, terutama pemeriksaan kesehatannya.
"Beliau sudah lama tinggal di bangunan MCK Umum ini, karena di rumah anaknya tidak ada WC. Sementara kondisi anaknya yang hanya pekerja serabutan sehingga tidak bisa membuat kamar WC ditambah lagi kondisi bangunan rumahnya yang memang sempit dan tak layak huni,” ungkapnya.
Ketua RT mengaku pihaknya hingga saat ini masih berusaha memasukkan Zainal dan keluarga anaknya yakni Robin (44) pada program Program Keluarga Harapan (PKH).
"Sudah beberapa kali, tapi masih belum bisa. Kalau untuk KIS, sudah diurus Bidan Irma, sekaligus yang membantu mengobati beliau. Anaknya juga sudah kita minta mengurus kepindahan bapaknya agar masuk ke KKnya, kasihan beliau tinggal di sini (MCK) sendirian dan hanya dibantu kursi roda kalau ingin buang hajat atau ia ingin berjemur," bebernya.
Muhammadiyah berharap masyarakat peduli dengan Zainal sehingga tidak lagi tinggal di dalam ruangan MCK tersebut dan kebutuhan makan minum bisa terpenuhi.
"Kita berterimakasih rombongan KOTI Pemuda Pancasila Prabumulih datang dan akan membantu membangunkan kamar mandi berikut WC di dalam rumah anaknya. Kemarin dari rombongan ACT Prabumulih yang membantu membagikan daging kurban, harapan kita banyak yang membantu," lanjut dia.
Sementara itu, Robin mengaku dirinya tidak bisa berbuat banyak dan tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk orang tuanya walau kondisi ekonominya jauh dari kata pas-pasan.
"Anak saya 4, yang nomor 1 dan 2 karena tidak bisa membayar biaya sekolah lagi sekarang ikut bibinya jualan di Jambi, tinggal nomor 3 dan 4 yang masih kecil dan baru sekolah SD," ratap Robin.
Disinggung terkait keinginan Zainal yang ingin dirawat di Panti Jompo, Robin menjelaskan dirinya masih merasa takut menitipkan orang tuanya di rumah penitipan khusus orang tua tersebut.
"Walau berat tapi saya masih ingin merawat dan berbhakti kepada beliau, mesti terkadang bekerja serabutan dan sering meninggalkannya sendirian," katanya dengan mata berlinang. (FAP)
0 komentar:
Posting Komentar